Perencanaan Program Pascasarjana (S2) dengan Beasiswa LPDP

By FELICIA GUNADI
October 8, 2015

Latar Belakang LPDP

“Pemimpin itu diciptakan, bukan sekedar dilahirkan”. Itu adalah moto Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), suatu lembaga pemerintah yang mempunya misi mempersiapkan para calon pemimpin dan profesional demi masa depan bangsa. Untuk menjalankan misi tersebut, LPDP memberikan program beasiswa yang paling populer di Indonesia bagi para kandidat yang terpilih untuk menempuh gelar magister (S2) dan doktor (S3), baik di dalam maupun di luar negeri.

Persyaratan LPDP

Setiap tahun terdapat 4 kali proses seleksi beasiswa LPDP dan umumnya pendaftaran ditutup di sekitar akhir bulan Januari, April, Juli, dan Oktober. Tahapan yang harus dilalui dalam proses beasiswa LPDP di antaranya adalah seleksi administrasi (essay, surat rekomendasi, TOEFL/IELTS, dan dokumen pendukung lainnya), seleksi wawancara, Leaderless Group Discussion (LGD), on-the-spot essay writing, dan program kepemimpinan (PK). Ketentuan LPDP yang sangat penting dalam perencanaan studi Anda adalah jadwal rencana perkuliahan paling cepat 6 bulan setelah penutupan pendaftaran di setiap periode seleksi. Jadi, Anda harus mengikuti proses seleksi bulan April untuk memulai perkuliahan di bulan Oktober dalam tahun yang sama. Anda juga dapat membaca artikel berikut ini untuk penjelasan .

Beasiswa LPDP juga memperbolehkan Anda mendaftar sebelum memperoleh Letter of Acceptance (LoA) dari universitas. Maka, kita dapat mengikuti dahulu proses seleksi beasiswa LPDP di periode sebelumnya dan LPDP memberikan waktu maksimal 1 tahun bagi pendaftar untuk memperoleh LoA terhitung sejak dinyatakan lulus seleksi wawancara. Penerima beasiswa LPDP juga diperbolehkan untuk mengajukan pergantian universitas dari informasi yang dicantumkan di awal pendaftaran sebanyak 1 kali, asalkan ke institusi yang lebih baik reputasinya. Berdasarkan pengalaman saya dan teman-teman, saya menyarankan untuk memperoleh LoA terlebih dahulu sebelum mendaftar untuk meningkatkan kemungkinan penerimaan beasiswa LPDP. Hal tersebut juga diharuskan apabila Anda memiliki IPK kurang dari 3.0. Ketentuan beasiswa LPDP ini dapat diperbaharui setiap periode, sehingga pendaftar harus senantiasa memantau ketentuan terbaru dari situs resmi LPDP. Baru-baru ini blog Toga pun menerbitkan sebuah yang mengulas perubahan syarat dan ketentuan beasiswa luar negeri LPDP di tahun 2016.

Persyaratan Pascasarjana (S2) Luar Negeri

Setelah aplikasi beasiswa LPDP, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan informasi seputar aplikasi dari beberapa universitas yang Anda tuju. Hal utama yang harus diperhatikan adalah batas waktu akhir pendaftaran. Hampir semua universitas di Amerika Serikat memulai tahun ajaran baru pada bulan September. Untuk menyisihkan waktu yang cukup untuk mengurus visa, mereka cenderung menerima pelajar internasional paling lambat di proses registrasi tahap 2 (round 2), yang biasanya ditutup di awal bulan Januari. Universitas di Eropa memiliki batas waktu pendaftaran yang bervariasi, sehingga perlu dipastikan ke masing-masing universitas.

Secara umum, persyaratan utama untuk masuk program pascasarjana di luar negeri adalah latar belakang akademis yang kuat, penguasaaan bahasa Inggris, dan penilaian pada salah satu ujian standar penerimaan (klik link untuk perbandingan antara kedua tes tersebut) adalah ujian yang umum digunakan untuk menilai kemampuan bahasa Inggris dalam membaca, mendengar, menulis, dan berbicara. Anda dapat mengikuti kursus persiapan ujian selama 1 bulan. Bila Anda berencana untuk persiapan mandiri, saya sarankan untuk menyisihkan waktu minimum 2 bulan. Sementara GRE adalah ujian standar yang diperlukan oleh sebagian besar program pascasarjana. GRE mengukur penalaran kuantitatif serta verbal, kemampuan berpikir secara kritis, dan menulis karangan ilmiah. Di lain pihak, sebagian besar program MBA (Master of Business Administration) memerlukan GMAT yang isinya mirip dengan GRE, tetapi lebih disesuaikan dengan kurikulum MBA. Walaupun banyak program MBA dapat menerima skor GRE, Anda lebih baik mengambil GMAT apabila sudah yakin akan mengambil jurusan MBA.

Sebelum memulai persiapan mengambil ujian standar, Anda harus memperhatikan 2 kriteria penting yang diperhatikan dalam penerimaan perguruan tinggi, yaitu nilai IPK sebagai basis latar belakang akademis dan skor GMAT/GRE yang digunakan sebagai ujian standar. Anda sebaiknya mencari nilai skor rata-rata dan middle 80% range dari kedua kriteria tersebut untuk masing-masing universitas yang hendak Anda tuju. Untuk menilai kemampuan akademis pendaftar, umumnya perguruan tinggi mengharapkan skor ujian standar yang lebih tinggi apabila IPK S1 di bawah rata-rata perguruan tinggi tersebut. Misalnya, apabila middle 80% range IPK perguruan tinggi yang dituju adalah 3.4 – 3.6 dan middle 80% range GMAT-nya adalah 650-740, maka pendaftar dengan IPK kurang dari 3.4 sebaiknya menargetkan skor GMAT di atas rata-rata perguruan tinggi tersebut untuk menutup kelemahan IPK-nya.

Setelah menentukan target skor ujian standar dari hasil pencarian di atas, Anda harus merencanakan jadwal persiapan yang realistis untuk mencapai target tersebut. Informasi rata-rata waktu yang diperlukan untuk mencapai skor yang ditargetkan dapat ditemukan di situs resmi ujian standar dan berbagai forum diskusi di internet. Beberapa situs penyelenggara kursus ujian standar juga menyediakan informasi tersebut, seperti Toga MBA Consulting untuk GMAT. Sebaiknya Anda tidak mengganggap enteng ujian standar tersebut dan mencoba mengukur kemampuan Anda dengan melihat skor Anda ketika mengerjakan latihan soal dari situs resmi GMAT/GRE secara berkala. Skor GMAT dan GRE berlaku selama 5 tahun, sehingga Anda dianjurkan memulai perjuangan mencapai skor yang ditargetkan jauh sebelum proses aplikasi beasiswa dan sekolah. Anda dapat meringkankan beban anda dalam proses aplikasi, khususnya apabila Anda sedang bekerja, karena persiapan GMAT biasanya membutuhkan waktu minimum 3 bulan dan persiapan aplikasi pendaftaran saja rata-rata membutuhkan waktu 3 bulan untuk sekitar 5 sekolah. Jadi, apabila setelah sebulan Anda mencoba persiapan secara mandiri, namun ternyata Anda mengalami kesulitan mengikuti jadwal persiapan yang sudah Anda rencanakan, segera carilah kursus persiapan ujian standar untuk membantu Anda.

Umumnya, tantangan bagi pelajar Indonesia dalam ujian standar ini adalah di bagian verbal. Secara pribadi, saya dapat meningkatkan skor kuantitatif saya secara bertahap, namun sulit sekali untuk meningkatkan skor verbal. Sebagai lulusan dari universitas di Indonesia, saya sering mengerjakan soal matematika yang mirip bagian kuantitatif, namun kurang terbiasa memeriksa grammar bacaan akademik dengan bahasa Inggris seperti yang terdapat di bagian verbal. Nilai verbal ini menjadi bagian yang akan disorot dalam proses evaluasi aplikasi menurut Admissions Experts dari Toga. Ketika mereka semua dahulu menjabat sebagai Admissions Director dari sekolah-sekolah ternama seperti Yale, Wharton, dan UCLA, mereka membandingkan nilai verbal dangan essay aplikasi. Mereka akan curiga apabila nilai verbal Anda rendah sementara essay aplikasi Anda dapat ditulis dengan baik. Melihat hal tersebut, Toga menyediakan kursus GMAT Verbal yang dirancang khusus bagi pelajar Indonesia seperti Anda dengan instruktur yang skor verbalnya mencapai 90%, berpengalaman mengajar bahasa Inggris, dan fasih berbahasa Indonesia. Keuntungan mengambil kursus tentunya adalah Anda dapat memperoleh tips dan trik dalam mengerjakan soal verbal sehingga mempersingkat waktu belajar Anda. Efisiensi untuk mencapai skor yang lebih tinggi dalam waktu yang singkat ini yang membuat biaya kursus layak investasi Anda.

Setelah memperoleh skor yang memuaskan, Anda harus mempersiapkan komponen aplikasi lain seperti essay, CV, dan surat rekomendasi yang bergantung kepada pihak ketiga. Tantangan yang sering dihadapi oleh pendaftar adalah keterbatasan waktu karena harus bekerja serta kurangnya pengetahuan mengenai apa saja yang harus dan tidak semestinya diungkapkan dalam essay. Saya juga merasakan besarnya tantangan ketika menulis essay untuk beberapa sekolah karena saya harus lembur setiap malam bahkan hingga akhir pekan.

Proses pembuatan essay yang sangat penting ini membutuhkan waktu yang cukup untuk refleksi diri, menulis, dan meninjau ulang. Beberapa rekan saya membutuhkan proses revisi hingga lebih dari 20 versi untuk satu essay saja. Proses membuat essay yang lebih terstruktur dengan bantuan profesional tentunya akan mempersingkat waktu yang Anda butuhkan untuk finalisasi essay Anda. Selain membuat essay, Anda juga harus mengantisipasi waktu yang dibutuhkan oleh pemberi rekomendasi Anda untuk aplikasi beberapa sekolah yang Anda tuju. Biasanya mereka membutuhkan waktu minimum 2 bulan untuk menyelesaikannya di tengah kesibukan sehari-hari.

Aplikasi LPDP dan S2 Membutuhkan Persiapan Dari Jauh Hari

Sebagai penutup, saya berharap agar Anda sukses diterima di universitas yang benar-benar ingin Anda tuju dengan membuat rencana dan jadwal persiapan yang matang untuk memenuhi ketentuan beasiswa dan aplikasi universitas. Sesuai dengan pemaparan di atas, Anda sebaiknya mencocokkan antara periode penerimaan beasiswa dengan periode penerimaan sekolah. Jangan meremehkan persiapan GMAT/GRE dan menunda proses aplikasi, khususnya bagi penerima beasiswa LPDP yang memiliki batas waktu untuk memperoleh LoA. Pada umumnya, jadwal yang realistis untuk persiapan studi adalah sekitar 12 – 18 bulan dari sejak memperoleh informasi awal hingga memulai perkuliahan di perguruan tinggi.

All Blog